Cari Blog Ini
Rabu, 15 Juni 2011
Biografi Niccolo Machiavelli
Niccolo Machiavelli adalah filosof controversial asal Italia yang hidup pada jaman renaisan. Ia mengajarkan cara mempertahankan kekuasaan politik dengan tipu muslihat, kelicikan serta kekejaman. Akibatya ia banyak mendapat tanggapan beragam dari hujatan hingga pujian karena keberaniannya menjelaskan keadaan politik secara blak-blakan.
Machiavelli lahir tahun 1469 di Florence, Italia meninggal dunia tahun 1527 pada umur lima puluh delapan. Ayahnya, seorang pakar hukum dan berasaldari keluarga terpandang. Pada masa Machiavelli, Italia sebagai salah satu Negara besar lemah dalam kekuatan militer karena Negara terbagi-bagi menjadi Negara kecil-kecil. Tanah kelahiran Machiavelli saat itu berupa republic Florence dan pada usia 29 tahun, ia telah menduduki jabatan penting di pemerintahan. Ia banyak melakukan berbagai misi diplomatik dan melakukan perjalanan ke Perancis, Jerman, dan di dalam negeri Italia.
Tahun 1512, Republik Florentine dipimpin oleh seorang penguasa bernama Medici setelah melakukan perebutan kekuasaan. Machiavelli dilengserkan dari jabatan serta di tahan dengan tuduhan melakukan makar. Setelah dibebaskan karena di nyatakan tidak bersalah Machiavelli kemudian hidup dalam perkampungan kecil di San Casciano. Ia kemudian banyak menghasilkan karya tulis yang sangat populer. Beberapa karya terkenalnya antara lain: The Prince (Sang Pangeran), The Discourses upon the first ten books of Titus Livius , The Art of War, a History of Florence dan La Madrogala.
Di antara-karay-karyanya, The Prince dapat dikatakan karya terbesar yang membahas filsafat politik. Dalam buku ini ia menguraikan cara-cara mempertahankan kekuasaan yang harus dilakukan dengan cara curang, licik, mengabaikan moralitas dan menggunakan kekejaman. Machiavelli menekankan bahwa suatu negara mesti dipersenjatai dengan baik untuk mempertahankan kekuasaan. Tentara harus dipilih dari orang-orang yang dapat dipercaya dalam negara tersebut. Negara yang bergantung pada tentara bayaran atau tentara dari negara lain adalah lemah dan berbahaya.
Seorang Raja harus mendapatkan dukungan dari rakyatnya, sebab rakyat adalah kekuatan terbesar dari sebuah Negara. Kekuasaan kadangkala harus di rebut dengan segala cara sehingga untuk mengamankan kekuasaannya, seorang raja perlu melakukan segala hal walaupun tidak disukai rakyatnya. Untuk mencapai sukses, seorang Pangeran harus dikelilingi dengan menteri-menteri yang mampu dan setia: Machiavelli memperingatkan Pangeran agar menjauhkan diri dari penjilat dan minta pendapat apa yang layak dilakukan. The Prince (Sang Pangeran) dapat dikatakan sebagai "buku pedoman wajib para diktator."
Dari beragam tulisannya terlihat bahwa dia cenderung menyenangi bentuk pemerintahan republik dari pada diktator. Namun ia merasakan kecemasan karena lemahnya politik dan militer Italia. Machiavelli mendambakan Italia menjadi Negara yang kuat dari segi politik dan Militer sehingga mampu mengusir para aggressor yang akan menguasai negerinya. Hal yang menarik adalah meskipun ia menganjurkan cara-cara kejam., namun Machiavelli adalah seorang idealis dan patriot serta tidak mampu mempraktekkan.
Kehadiran The Prince dalam jagad pemikiran filsafat tak pelak melahirkan diktaktor-diktaktor besar seperti Benito Mussolini, Napoleon Bonaparte, Hitler dan Stalin. Ketika Plato dan St. Augustine, mengaitkan politik dengan etika dan teologi. Machiavelli memandang dalam perspektif lain bahwa politik itu bukan soal rakyat harus bertingkah laku; bukannya siapa yang mesti berkuasa, tetapi bagaimana orang bisa peroleh kekuasaan. Teori politik ini diperbincangkan sekarang dalam cara yang lebih realisitis daripada sebelumnya tanpa mengecilkan arti penting pengaruh Machiavelli.
Sumber : biografitokohdunia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar