Cari Blog Ini
Selasa, 21 Juni 2011
Biografi Didik Junaidi Rachbini
Nama : Didik Junaidi Rachbini
Nama Kecil : Ahmad Junaidi
Lahir : Pamekasan, Madura, 2 September 1960
Agama : Islam
Istri : Dr. Ir. Yuli Retnani
Anak :
= Eisha
= Fitri
= Imam
Pendidikan :
= SD, SMP, SMA di Pamekasan, Madura
= S1 Institut Pertanian Bogor (1983)
= S2 (MSc) Studi Pembangunan, Central Luzon State University, Filipina (1988)
= S3 (PhD) Studi Pembangunan, Central Luzon State University, Filipina (1991)
Karir :
= Asisten dosen IPB (1982-1983)
= Dosen IPB (1983-1985)
= Peneliti LP3ES, Jakarta, (1985-1994)
= Kepala Program Penelitian, LP3ES (1991-1992)
= Wakil Direktur LP3ES (1992-1994)
= Dosen Universitas Nasional (1993-1994)
= Konsultan FAO (1990-1991)
= Konsultan UNDP (1993-1995)
= Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia (1993-sekarang)
= Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana (1995-1997)
= Pendiri dan Pengajar di Universitas Paramadina Mulya (1995-sekarang)
= Direktur Institute for Development of Economics & Finance (1995-2000)
= Pembantu Rektor I, Universitas Mercu Buana (1997-sekarang)
= Dosen Program Magister Manajemen UI (1998-sekarang)
Kegiatan Lain :
= Anggota Komisi VI DPR-RI
= Anggota KKPU (1999-2001)
= Anggota Majelis Pendidikan Tinggi Nasional (1998)
= Anggota MPR Utusan Golongan (1998)
Organisasi :
= Ketua DPP Partai Amanat Nasional (2000-2005)
= Anggota MPP Partai Amant Nasional (1999)
= Anggota Majelis Pakar ICMI
= Aktivis HMI
Buku :
= Ekonomi Politik Utang, INDEF, Jakarta, 2001
= Politik Pembangunan: Pemikiran ke Arah Demokrasi Ekonomi, LP3ES, Jakarta, 1990
= Diagnosa Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1999
= Politik Ekonomi: Paradigma, Teori, dan Perspektif Baru, CIDES-INDEF, Jakarta, 1996
= Risiko Pembangunan yang Dibimbing Utang, Grasindo, Jakarta, 1995
= Employment and Income Distribution in Rural West Java, LP3ES, Jakarta, 1995
= Politik Deregulasi dan Agenda Kebijakan Ekonomi, Infobank, Jakarta, 1994
Alamat Rumah :
Pesona Depok G-10, Depok 16431
Telepon (021) 5277760
Faksimile (021) 5254427
HP 0816-1818133, 0816-1809496
Ingin Jadikan PAN Partai Modern
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN Didik J Rachbini mendeklarasikan kesediaannya untuk maju sebagai kandidat ketua umum PAN dalam Kongres II PAN di Semarang, April 2005. Pakar ekonomi yang guru besar Universitas Indonesia ini mengemukakan lima misi yang akan diwujudkannya dalam memimpin PAN.
Pada deklarasi yang berlangsung di Jakarta, Rabu (26/1/05) itu, dia didampingi tokoh PAN lainnya, Miranty Abidin, Sekretaris Majelis Pertimbangan Partai DPP PAN Purwanto, dan Ketua DPP PAN Suwardi.
Deklarasi itu diputuskan setelah melalui proses politik panjang, komunikasi ke daerah dan silaturahmi yang lebih luas. Sejumlah DPW dan DPD PAN juga sudah menyatakan dukungan, kendati dia belum mau mengklaim jumlah daerah yang menyatakan dukungan.
Didik mengemukakan lima misi yang akan diwujudkannya dalam memimpin PAN. Misi itu adalah membangun sistem organisasi yang modern dengan kelembagaan yang kuat, membangun kepemimpinan efektif dan sifat kolektif, sistem pengkaderan yang baik, menyatukan partai dengan rakyat, dan memenangkan pemilu.
Didik ingin Partai Amanat Nasional kedepan harus bisa menjadi partai modern dengan organisasi kepartaian yang rapi. Penataan organisasi kepartaian dan meningkatkan kerja politik diharapkan mendekatkan PAN dengan rakyat.
Untuk menjadi partai modern, menurut Didik, politik kepartaian PAN harus dibenahi. Bukan saja organisasinya yang harus dibenahi, tetapi juga budaya di partai, dan model kepemimpinan agar tidak lagi feodalistik.
Kedepan, menurut Didik, Partai Amanat Nasional (PAN) harus bisa menjadi partai pilihan rakyat, dan bisa berkuasa dalam pemerintahan dan parlemen yang sehat dan bersih. "Selain, PAN komit pada reformasi dan tetap jadi simbol reformasi. Tidak heran jika obyek yang diserang adalah persoalan kebersihan, KKN, dan good goverment. Sehingga, visi tentang kebersihan harus tetap akan menonjol dan kuat," ujarnya.
Menjelang pelaksanaan kongres, Didik mengaku mendengar adanya indikasi politik uang yang dilakukan bakal calon tertentu. Ia berjanji akan membuka praktik itu kepada pers apabila menemukan data-data valid.
Aktivitas
Pakar ekonomi dan Anggota Komisi VI DPR-RI dari PAN (2004-2009), ini bernama kecil Ahmad Junaidi, dengan panggilan Didik. Kemudian dalam ijazah SD, gurunya menulis nama Didik Junaidi Rachbini. Tidak tertulis nama Ahmad, diganti dengan panggilan Didik dan di belakang ditambah nama ayahnya, Rachbini. Maka untuk menyesuaikan dengan ijazah, nama Didik Junaidi Rachbini itulah yang dipakai.
Dia menikmati masa kecil dan remajanya di Pemekasan, Madura dan Jember. Dia tergolong anak yang lincah dan selalu aktif bermain layang-layang, berenang di sungai dan memanjat pohon. Suatu ketika dia terjatuh saat memanjat pohon hingga bibirnya terluka dan meninggalkan bekas sampai sekarang.
Selain aktif bermain, dia juga cerdas dan rajin belajar. Sehingga dia selalu juara kelas. Ketika di SMP-SMA dia senang matematika. Dia pun bercita-cita jadi insinyur teknik sipil atau pertambangan. Namun, akhirnya dia tidak memilih jurusan teknik sipil dan pertambangan itu ketika masuk perguruan tinggi. Dia malah kuliah di Institut Pertanian Bogor dan lulus S1 tahun 1983.
Setelah lulus, anak seorang guru yang punya tambak garam, ini menjadi dosen di almamaternya IPB (1983-1990). Sebelumnya, dia suda menjadi Asisten dosen IPB (1982-1983). Kemudian, Didik menlanjutkan studi program Studi Pembangunan, Central Luzon State University, Filipina, lulus bergelar S2-M.Sc (1988) dan bergelar S3-PhD (1991).
Saat itu, Didik aktif sebagai Peneliti LP3ES, Jakarta (1985-1994) dan Kepala Program Penelitian, LP3ES (1991-1992), sampai menjabat Wakil Direktur LP3ES (1992-1994). Selain itu, dia juga aktif sebagai Dosen Universitas Nasional (1993-1994) dan dosen Pascasarjana Program Magister Manajemen UI sejak 1993.
Pada tahun 1995-1997 dia menjabat Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, kemudian menjabat Pembantu Rektor I, Universitas Mercu Buana sejak 1997. Selain itu, tahun 1995, Didik juga ikut sebagai pendiri dan pengajar di Universitas Paramadina Mulya. Tahun 1998 dia juga menjadi anggota Majelis Pendidikan Tinggi Nasional.
Pada tahun 1990-1991 dia merangkap tugas sebagai Konsultan FAO dan Konsultan UNDP (1993-1995). Setelah itu, Didik mendirikan Institute for Development of Economics & Finance (Indef) sekaligus menjabat Direktur (1995-2000).
Setelah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) didirikan, Didik juga ikut aktif sebagai Anggota Majelis Pakar. Berkat aktivitasnya di ICMI, Didik diangkat menjadi Anggota MPR Utusan Golongan (1998). Di situ dia mulai memasuki dunia politik.
Mantan aktivis HMI ini kemudian bergabung dengan Partai Amanat Nasional (1999) sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) sebelum menjadi Ketua DPP Partai Amanat Nasional (2000-2005). Pemilu 2004, Didik terpilih menjadi anggota DPR mewakili daerah pemilihan Batu dan Malang, Jawa Timur.
Melihat berbagai kegiatan guru besar Universitas Indonesia, ini termasuk sebagai pengamat ekonomi yang analisisnya banyak diekspose berbagai media, Didik tetap memberi perhatian penuh pada isteri dan anak-anaknya. Didik dan isteri, Yuli Retnani, doktor dan dosen IPB yang mantan adik kelas dan tetangga kosnya, menganut konsep konservatif dalam membina keluarga terutama mendidik ketiga anaknya (Eisha, Fitri dan Imam).
Mereka berbagi tugas untuk mengasuh anak. Istrinya, kendati bergelar doktor, tetap berperan sebagai ibu, memandikan anak, menyiapkan bajunya, dan membantu tugas sekolah. Tidak menyerahkan sepenuhnya pengasuhan anak kepada pembantu.
Sumber : tokoh-indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar