Cari Blog Ini

Jumat, 24 Juni 2011

Biografi Hadi Utomo



Nama : Hadi Utomo
Lahir          : Semarang,15 Agustus 1945
Agama : Islam
Isteri          : Mastuti Rahayu (Putri Sarwo Edhi Wibowo).

Jabatan
- Ketua Umum DPP Partai Demokrat periode 2005-2010
- Anggota DPR/MPR 2004-2009

Pendidikan:
- Akabri 1970
- Sekolah Tinggi Hukum Militer (1998)
- S2 (Magister Manajemen) STIE Widya Jayakarta (2001)

Pangkat Terakhir:
Kolonel Infanteri AD

Karir:
- Kepala Trantib (Ketenteraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat) DKI Jakarta

Organisasi:
- Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat (2001-2005)
- Ketua Umum DPP Partai Demokrat (2005-2010)

Adik Ipar SBY, Ketua Partai Demokrat

Bali 23/5/2005: Bukan nepotisme, Hadi Utomo, menantu Sarwo Edhi Wibowo dan adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) periode 2005-2010 dalam Kongres I PD di Sanur, Bali, dini hari pukul 03.35 WITA, 23/5/2005. Dalam pemilihan putaran kedua, Hadi meraih 302 suara menyisihkan dua kandidat lainnya, yakni Subur Budhisantoso 108 suara dan Surato Siswodihardjo 39 suara.

Sebelumnya, pada siang hari 22/5/2005, Kongres I PD yang berlangsung di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali, dengan mulus memilih Susilo bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina PD. Dewan Pembina ini mempunyai kuasa pembinaan tertinggi dalam tubuh partai itu.

Hadi Utomo kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 15 Agustus 1945, berlatar belakang militer dengan pangkat terakhir kolonel. Dia alumni Akabri angkatan 1970, yang sudah memasuki masa purnawirawan. Dia adalah salah satu kader PD yang terakhir menjabat menjabat Wakil Sekjen DPP. Dia terkenal gigih berjuang dalam pemilu legislatif maupun pemilu presiden 2004. Terakhir di PD. Dia pun terpilih menjadi anggota DPR dari PD periode 2004-2009. Keanggotaan di DPR itu akan dilepaskannya setelah terpilih menjadi Ketua Umum PD.

Proses pemilihan Ketua Umum DPP berlangsung a lot, mulai dari pembahasan persyaratan pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dan suara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) bermasalah. Pemungutan suara tahap pertama dilakukan terhadap delapan bakal calon ketua umum DPP, yakni Agus Abu Bakar, Hamidah Hamid, Subur Budhisantoso, Hadi Utomo, Sutan Bhatoegana, Suratto Siswodihardjo, Nurhayati Ali Assegaf dan Ahmad Mubarok. Pada pemilihan putaran pertama yang berakhir pukul 00.45 WITA, tiga calon masuk putaran kedua yakni Hadi Utomo (264 suara), Subur Budhisantoso (106), dan Suratto Siswodihardjo (72).

Setelah sidang diskor selama 30 menit, pemilihan putaran kedua dimulai. Dalam pemilihan putaran kedua, yang berakhir dini hari pukul 03.35 WITA, 23/5/2005, Hadi meraih 302 suara, menyisihkan dua kandidat lainnya, yakni Subur Budhisantoso 108 suara dan Surato Siswodihardjo 39 suara.

Sebelumnya, persyaratan bakal calon ketua umum menjadi pembahasan a lot dalam kongres. Setelah syarat harus telah menjadi pengurus minimal selama satu tahun dibahas sehari sebelumnya, kemudian persyaratan pendidikan minimal S1 berlangsung a lot sehingga harus divoting.

Anggota panitia pengarah, Irzan Tandjung, secara berapi-api sempat menolak syarat S1 itu. "Orang cerdas tidak ada hubungannya dengan titel. Banyak pemimpin yang lahir tidak berpendidikan tinggi. Mereka itu kita hormati karena wisdomnya. Apalagi UU Pemilu Presiden hanya mensyaratkan calon presiden lulus SLTA," ujar guru besar ekonomi itu.

Hujan interupsi beralngsung, hingga pimpinan sidang, Marcus, menawarkan apakah akan melaksanakan voting atau tidak. Akhirnya disepakati divoting dengan dua pilihan calon ketua umum harus lulusan S1 atau SLTA/SMA/ SMU. Dari total jumlah suara dalam voting itu 467 suara, dengan rincian satu suara DPP, 32 suara DPD, dan 434 suara DPC, hanya 447 suara yang mengikuti voting. Hasilnya sebanyak 246 suara memilih S1 dan 196 suara memilih SLTA. Empat suara tidak sah dan satu suara abstain.

Persyaratan yang kemudian disahkannya sebagai syarat ke-10 dalam Pasal 27 peraturan tata tertib kongres yang menyebutkan seorang calon ketua umum PD minimal harus S1, telah membuat Sys NS dan Soekartono Hadiwarsito tersingkir dari bursa calon ketua umum. Sehingga calon tinggal sembilan orang. Lalu mendadak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi mengundurkan diri. Tinggal delapan nama yang mengikuti pencalonan.

Bukan Nepotisme
Adik ipar SBY, Hadi Utomo, saat mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum di gazebo Hotel Inna Grand Bali Beach, didampingi istri dan aktor Aji Massaid, menegaskan, pencalonannya jangan dikaitkan dengan SBY. ''Tak ada unsur KKN di sini,'' tegas anggota DPR RI itu menjawab pertanyaan wartawan.

Menurut Hadi, SBY sebagai seorang demokrat sejati, tak mungkin memberikan dukungan politik kepada figur tertentu sebagai calon ketua umum pada kongres kali ini. ''Itulah SBY,'' tegasnya. Namun, Hadi mengakui, pencalonannya bisa jadi bumerang politik. Dia menyadari, lawan-lawan politiknya bisa mengembuskan isu nepotisme untuk menggagalkan pencalonannya. ''Akan tetapi, yakinlah kami tak melakukan KKN dalam kaitan pencalonan ini.''

Hadi mengatakan, tak ada pengarahan atau petunjuk apa pun yang diberikan SBY kepadanya. “Ya, biarlah peserta kongres yang memilih calon ketua umumnya. Tolong bedakan posisi saya sebagai saudara dengan Pak SBY. Faktanya, saya adalah adik ipar Pak SBY. Namun, saya tak mengandalkan itu untuk maju menjadi calon ketua umum. Presiden SBY sibuk dengan tugas kenegaraan. Untuk itu, perlu ketua umum yang mampu bekerja lebih banyak untuk mempraktikan apa yang telah dilakukan Pak SBY dalam membangun partai ini,'' jelasnya.

Sumber : tokoh-indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...